Kamis, 22 Maret 2012

KB pun Butuh Teknologi Informasi

JAKARTA, RABU - Untuk menjawab tantangan zaman dan mempercepat pencapaian target program Keluarga Berencana, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional/BKKBN mulai menggunakan teknologi informasi dan komunikasi/ICT.

"Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan program KB di era desentralisasi sekarang ini adalah terhambatnya jalur komunikasi antara pusat dengan petugas di lini lapangan, padahal ujung tombak program KB berada di tangan petugas lapangan tersebut," kata Kepala BKKBN Sugiri Syarief saat Seminar Information Communication Technology/ICT Update Pengembangan dan Implementasi ICT pada Program KB Nasional di Jakarta, Rabu (9/7).

Sekarang ini menurut Sugiri Syarief, jalur komunikasi dari lini lapangan ke pusat dan sebaliknya terasa begitu lambat. Oleh karena itu salah satu upaya untuk memperpendek waktu tempuh penyebarluasan data dan informasi adalah melalui pendayagunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi.

Sugiri Syarief pun mencanangkan tanggal 9 Juli 2008 sebagai tonggak sejarah Revolusi budaya kerja berbasis Teknologi Informasi dalam manajemen Program KB Nasional .

Revolusi budaya kerja dalam organisasi yang dimaksud di sini antara lain adalah perubahan perilaku dari sesuatu yang sifatnya manual dan paper based menjadi sesuatu yang bersifat elektronik. Sebagai contoh, sub sistem Pencatatan dan Pelaporan yang selama ini dikembangkan masih menggunakan formulir-formulir yang harus dibuat rekapitulasinya pada setiap tingkatan wilayah.

Bisa dibayangkan betapa panjangnya proses yang harus dilalui, padahal di lain pihak ada teknologi yang dapat membantu kita untuk melakukan rekapitulasi pada masing-masing tingkat wilayah, jadi kita cukup memasukkan data dari tingkat yang paling rendah langsung ke pusat kemudian didistribusikan kembali melalui jaring internet, kata Sugiri Syarief.

Dengan cara ini diharapkan pencapaian program KB dapat diikuti secara cepat sehingga apabila terjadi kekeliruan dapat diketahui secara cepat kemudian dilakukan penyesuaian dengan cepat pula.

Elok Dyah Messwati | Rabu, 9 Juli 2008

Komentar :

Menurut saya artikel diatas sangat menarik untuk dibaca karena teknologi informasi pada saat ini sangat berkembang, program KB ini sangat membutuhkan teknologi informasi ini untuk mempercepat penyebarluasan data dan informasi, dan menurut saya ini sangat bagus sekali.

Opini :

Artikel ini sudah sangat baik dalam segi penulisannya maupun gaya bahasanya. dan istilah-istilah di artikel ini sangat sedikit dan mudah dipahami.

pebaikan :

tidak ada perbaikan karena artikel ini sudah sangat baik dan artikel ini sudah sangat jelas.

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2008/07/09/20504017/kb.pun.butuh.teknologi.informasi.

Jumat, 16 Maret 2012

Hasil Sarasehan Kantor Kebudayaan Dan Pariwisata Pakaian Khas Daerah akan Dipatenkan

Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangerang Selatan menggelar acara Sarasehan Pakaian Khas Daerah dan Nama Duta Wisata di Telaga Seafood, kamis(15/3).

Acara diawali dengan alunan musik daerah Gambang Kromong dari Grup Naga Putih asal Serpong. Alunan musik tersebut sebagai proses penyambutan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie. Diikuti persembahan tarian Kinang Kilaras yang dibawakan Sanggar Gledek.

Wakil Walikota Benyamin mengatakan, kegiatan sarasehan ini untuk menemukan ciri khas pakaian daerah dan nama duta wisata di Kota Tangsel.

Menurutnya, masih banyak kebudayaan yang lain, seperti makanan, bangunan dan lain sebagainya akan ditentukan pada kesempatan berikutnya.

"ini penting, saya menganggap sangat penting sebagai jatidiri masyarakat Tangsel,"kata Benyamin.

Dia menambahkan, nantinya seluruh perpaduan unsur kebudayaan yang ada di daerah termuda Banten ini akan dikombinasikan. Sehingga dapat mewakili seluruh unsur suku Tangsel.

"tetapi mana yang nantinya akan dijadikan simbol dibicarakan seluruh stakeholder. Semua unsur kebudayaan sedang kita gali, meski kultur budaya dominannya Betawi," tambahnya.

Kepala Kantor Budpar Tangsel, Edi Wahyu, menjelaskan Pemkot hingga kini terus menggali serta melestarikan budaya khususnya pakaian khas dan nama duta wisata.

Pemkot juga berencana mengkombinasi kultur yang ada di Tangsel, di antaranya budaya Betawi, Sunda dan Tionghoa yag dilakukan secara bertahap.

"nantinya bisa saja kalau didalam acara rapat paripurna yang diselenggarakan setiap hari jadi, pejabat daerah memakai pakaian daerah khas Tangsel," ujar Edi.

hadir sebagai pembicara, Direktur Pembangunan Jatidiri, Pekerti dan Karakter Bangsa di Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif -Poppy Safitri.

Selain itu tampak juga dosen Antropologi FISIP Universitas Indonesia Fahrurozi dan salah satu seniman Ridwan Saidi, serta seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat dikota Tangsel.

SUMBER Artikel ini dikutip dari Koran TANGSEL POS & TANGERANG POS Edisi jum'at 16 Maret 2012,

Jadi menurut saya Pakaian khas daerah itu memang sangat penting untuk jatidiri masyarakat kita. makanya anak muda sekarang harus ikut serta mengembangkan pakaian khas daerah.

Artikel ini digunakan untuk KEPERLUAN MENYELESAIKAN TUGAS KULIAH .

Artikel ini saya kutip dari koran TANGSEL POS,

Untuk Analisis Kalimat, peristilahan, alinea, dsb. Karena saya masih dalam tahap pembelajaran, sudah pastinya sebelum diterbitkan/diedarkan di surat kabar artikel ini sudah dianalisis terlebih dahulu dan pastinya segala sesuatunya dan penulisannya sudah diperhatikan, jadi menurut saya artikel ini sudah baik dan rapi, karena banyak keterbatasan maupun kekurangan saya dalam menganalisis sebuah artikel. jadi saya pikir harap dimaklumi atas keterbatasan saya.